
KOTA BANGUN DARAT – Kedang Ipil sebagai salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kota Bangun Darat ini sudah memiliki Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tersertifikasi seperti Nutuk Beham, Muang, dan Belian Namang. Lebih dari satu WBTB yang dimilikinya merupakan indikasi bahwa Desa ini masih sangat kental adat, seni, dan budayanya.
Dalam rangka menjaga dan melestarikan serta upaya regenerasi budaya tersebut, secara rutin tiap tahun digelar prosesi ritual dari beberapa WBTB tersebut.
Untuk itulah pada Minggu malam, 11 Agustus 2024 kemarin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) Bersama masyarakat adat Desa Kedang Ipil menggelar acara Bertajuk Belian Namang Kutai Adat Lawas.
Acara yang berlangsung di Balai Adat Desa Kedang Ipil tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar Puji Utomo yang mewakili Kepala Dinas dengan pemukulan gong, disaksikan oleh Kepala Desa Kedang Ipil Kuspawansyah, Ketua Adat Sartin, para tamu undangan dan masyarakat setempat. Hadir juga perwakilan dari Sadi Sengkaka Duta Budaya Kukar 2024 terpilih.
Dalam sambutannya Puji Utomo menyampaikan bahwa seni dan budaya setempat memiliki nilai lebih apabila dibandingkan dengan potensi lainnya dari suatu daerah. Karena bersifat unik dan tidak ada ditempat lain. Terlebih lagi dengan ditunjuknya Kalimantan Timur sebagai Ibukota Negara baru. Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal pelestarian budaya setempat dengan akan semakin massif masuknya budaya luar.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa dan Ketua Adat Kedang Ipil saat menyampaikan sambutannya. Selain mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Disdikbud Kukar yang telah mendukung dan mengakomodir terlaksananya kegiatan tersebut, mereka juga menekankan pentingnya regenerasi kepada penerus agar jangan sampai melupakan kebudayaan mereka sendiri.
Oleh karena itu kegiatan semacam Belian Namang tersebut harus terus di laksanakan agar mereka para generasi muda mengenali, memahami, dan kemudian ikut andil dalam pelesterian budaya nenek moyang mereka.
Dalam acara itu ditampilkan beberapa kesenian daerah berupa tari, yang dibawakan oleh anak-anak warga sekitar serta hiburan lain dari artis luar. Acara sendiri berlangsung selama tiga hari yakni dari tanggal 11 s/d 13 Agustus 2024. (jmn)
