
TENGGARONG – Perpustakaan dan Usaha Kesehatan Sekolah adalah dua elemen penting yang wajib ada, bukan hanya karena regulasinya tapi lebih kepada urgensi dan manfaatnya bagi setiap satuan pendidikan apapun jenjangnya.
Perpustakaan sekolah bisa menyelamatkan anak didik kita dari keterpurukan kemampuan berliterasi, asalkan dikelola secara kreatif dan inovatif oleh guru. Perpustakaan bukan sekadar merupakan sarana untuk mengantarkan anak didik agar mampu membaca dengan lancar, melainkan juga untuk meningkatkan literasi. Artinya, diperlukan komitmen dari guru untuk menghadirkan perpustakaan sebagai rumah bagi anak didik dalam berliterasi.
Sementara Usaha Kesehatan Sekolah bertujuan meningkatkan kesehatan, mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan peserta didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Dengan pertimbangan tersebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Administrasi Pengelola Perpustakaan dan Petugas UKS tingkat Sekolah Dasar bertempat di ruang pertemuan Hotel Grand Fatma Tenggarong.
Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan yang juga pejabat fungsional Analisis Kebijakan Sub Koordinator Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sekolah Dasar Bahruddin, S.Pd.,MM dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 23-26 Oktober 2023 tersebut diikuti oleh 72 orang peserta dari 18 kecamatan yang ada di Kukar. Narasumber yang dihadirkan berasal dari Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Kalimantan Timur, Wiwik Setiawati, M.Pd, dari SMP Fastabiqul Khairat Rachmawati, A.Md, dan dari TP UKS/M Kota Samarinda Dra. Hj. Endang Sri Rumiati, MM.
Sementara itu Kepala Bidang GTK Drs.Joko Sampurno, M.Si yang mewakili Kepala Dinas dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan berpesan kepada seluruh peserta agar bisa mengikuti bimtek tersebut dengan baik, karena banyak ilmu terkait dengan pengelolaan perpustakaan dan UKS bisa didapat dalam kegiatan tersebut. Contohnya dengan perkembangan teknologi informasi perpustakaan tidak lagi selalu dalam bentuk buku secara fisik, tapi sudah mengarah ke digitalisasi yang tentu saja memudahkan namun perlu pengetahuan lebih untuk menjalankannya. Demikian juga dalam pelaksanaan UKS, perlu pemahaman dasar tentang pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima materi secara bergantian, yakni kelompok perpustakaan dan kelompok UKS. (Jaya MN)