
Disdikbud Kukar Gelar Sosialisasi Program RBPK
Oleh : Jaya MN
09 March 2023, 10:36:02 180 Views Informasi
TENGGARONG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Bidang PAUD dan PNFI Seksi Kurikulum dan Pengembangan Mutu, berdasarkan program kegiatan Pendidikan Non Formal / Kesetaraan hari Rabu 8 Maret 2023 menggelar Sosialisasi Program-program Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK), khusus program-program yang diampu oleh Disdikbud Kukar.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ida Wahyu Sayekti ketika menyampaikan laporannya mengatakan bahwa Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari yakni tanggal 8 dan 9 Maret 2023 bertempat di ruang pertemuan lantai 5 Hotel Grand Fatma Tenggarong. Pada hari pertama acara fokus pada Sosialisasi Penyelenggaraan Penuntasan Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C dimana berdasarkan undangan akan di ikuti oleh 230 peserta dari 13 kecamatan. Sementara hari kedua acaranya adalah Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Keaksaraan / Buta Aksara yang akan di ikuti 70 peserta dari 5 kecamatan. Dengan demikian para pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dari 18 kecamatan se-Kukar menghadiri acara tersebut. Untuk narasumber dihadirkan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sendiri serta dari Bappeda Kukar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Thauhid Afrilian Noor dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi kegiatan tersebut mengatakan berdasarkan data P3KE dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terdapat 40.000 angka putus sekolah di Kukar setahun terakhir. Padahal kemungkinan besar data tersebut berkurang. Hal tersebut dipengaruhi fakta bahwa Badan Pusat Statistik melakukan finalisasi data pada bulan Maret sementara jadwal penyerahan ijazah kepada para siswa dibulan Juli.
Ketika dikaitkan dengan data kemiskinan, apabila dilihat dari tupoksinya sebenarnya masalah tersebut bukanlah domain dari Disdikbud. Dinas Sosial yang lebih berkompeten. Akan tetapi berdasarkan penelitian ada korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan seseorang dengan kondisi ekonominya. Lalu muncul pertanyaan apakah orang itu miskin karena tidak sekolah atau dia tidak mampu sekolah karena miskin. Tapi kemudian pertanyaan itu terjawab dengan data yang mengatakan bahwa rata-rata orang miskin itu pendidikannya hanya sampai Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Oleh karenanya kegiatan pendidikan kesetaraan ini sangat penting dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen untuk melaksanakannya termasuk dalam hal prioritas pendanaan, kalau belum semua terakomidir diawal tahun ini akan dilanjutkan pada anggaran perubahan nanti", ujar Thauhid.
Sementara itu Kepala Bidang PAUD dan PNFI Pujianto ketika menyampaikan materinya mengatakan untuk tahun ini ada lima kecamatan yang menjadi pilot project kegiatan tersebut. Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Muara Kaman dan Sebulu adalah kecamatan yang memiliki jumlah putus sekolah tertinggi. Sementara Kecamatan Tenggarong sebagai Ibukota Kabupaten berada pada posisi ke-enam. Penyebab putus sekolah rata-rata karena tidak ada motivasi lagi untuk sekolah, menikah, dan masalah ekonomi. (Jaya MN)
Powered by Froala Editor